Aku menulis puisi pada pekat langit sewaktu kuning bulan bagai lantera menyuluh sisa imlak yang teramat purba. Malam tergantung bagai perawan telanjang, kususuri kelam mencari aksara sakti menyempurnakan bait dan diksi.
Seharusnya aku segera menyudahi sebelum matahari berdiri dibalkoni meludahi..
kuala terengganu.
Friday, June 18, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)