Monday, November 16, 2009

berbagi pagi

kelicap, pucuk ubi dan penyair itu menyambut sinar
yang terbias lembut antara celahan bukit yang mengantuk
pada sepasang sayap kelicap berkembang segunung azam
mengetuk langit Tuhan.
pada hijau pucuk ubi menetas klorofil
mencatani fotosentesis kanvas alam

sang penyair sekadar mengucap salam
“wahai matahari yang budiman,
“jangan pergi, biarkan pagi berlalu”
aku sentiasa rindu mengucup alis matamu
yang meranum antara bait puisiku..

Wednesday, October 21, 2009

mengucup alis matahari

katakan pada bulan, jangan temani aku waktu musim sedang rusuh seeloknya kamu harus tahu bersembunyi agar cahayamu tidak menyuluhi tangan ku yang kasar dan hodoh
katakan pada bintang,ia tak diperlukan di sini kerana sepanjang hayat setengah dekad ini tak pernah ku temui, hatta sekelumit sinar pun dalam daerah ku yang amat sunyi
jeritkan pada matahari, ayoh segera kemari , mari kita sama-sama hangusi busana zaman yang tak pernah ramah ini

oh matahari ! ku kucup alismu yang dingin
penuh bahagia dan berahi…

kuala terengganu

Tuesday, September 22, 2009

catatan buat tok wook kundor 106,yang menanti kepulangan sang suami, sewaktu catatan di akhbar tentang f1 for 1malaysia.

tak ada apa yang lebih dia ingati
selain dari lambaian sang suami
yang melangkah ke serenti
dan tak juga dia mengerti
tentang heroin dan basa basi
yang menghijab ikatan kasih setia
fitrah naluri sejati…

tak ada apa yang lebih membahagiakan
selain dari duduk beriring suami
dan nasi ikan kukus yang disuap perlahan-lahan
menyempurnakan siang..

dia bersimpuh di tangga
dengan mata berkaca menyimpan azam
untuk mencium tangan sang suami
di pagi aidilfitri…

Tuesday, September 08, 2009

sajak wan azman 27,buruh sekolah kepada kekasihnya siti rohayu 21,yang terbunuh dijalan sewaktu menjemput adiknya pulang.

hanya merah darah mewarnai tudung bawal dan lesung pipitmu. suaraku tenggelam dalam raungan mesin rumput yang tak sempat dimatikan sewaktu kau disorong ke ambulan dan darahmu di tangan tertanggal sewaktu wudhu'asar.

siti,
sebutkan namaku di depan Tuhan kerana aku bakal mengendong sisa cinta kita menemuimu nantinya.moga-moga Dia perkenan...

kuala terengganu
ogos 2009

Tuesday, July 21, 2009

tentang lambaian seorang laila.



di pinggir jalan sebuah simpang desa
laila suntiku berdiri membelakangi belukar
petang jadi penuh dengan lambaiannya
meskipun tanpa suara;
( dia bisu; telah kuketahui kemudiannya)
dia akan melambai pada segenap manusia
yang melintas di depannya;
pekebun, remaja, bilal, bidan, posmen,
guru, pesara semua dilambainya
tak terkecuali aku dan keluarga

soleha, putri bungsuku ketawa melihat gelagatnya
“jangan ketawa, balaslah lambaiannya,
semoga dia gembira”,

menjadi rutin kami sekeluarga
berbalas lambaian setiap petang
pulang kerja

tiba-tiba petang menjadi lengang
seminggu laila tak muncul di simpang
jantungku terasa dicakar
Oleh senja yang membawa khabar
laila digagahi tujuh remaja di belukar

saat soleha bertanya dimana laila
kukesat airmata tergesa-gesa.....

Wednesday, June 24, 2009

dunia khatijah

setiap sabtu siang
di simpang jalan taman perumahan
khatijah 18, menyusun daerah remajanya
dengan deretan nasi kerabu di meja

sewaktu matahari segalah dihorizon
aku sering mencuri aromanya
sambil bercerita tentang
dunia remajanya yang hanya seluas meja
setelah diabetis mencantas
kaki kanan ayahnya

minggu-minggu yang berikutnya
aku menjadi penagih yang setia
bukan hanya pada nasi kerabu
tapi pada usahanya yang jitu

setelah malam larut
khadijah menutup dunia remajanya
dengan sebahagian nasi kerabu
yang masih tersisa di meja....

Monday, February 23, 2009

tiba-tiba kita jadi dekat

musolla berkunci
seorang lelaki bertasyahud
beralas sweeter
dengan airmata
yang tak sempat
mengalir
di tangga..

kuala terengganu
jan 2009

Sunday, February 08, 2009

gaza ii

aku tak mampu apa-apa
kecuali doa
selebihnya airmata

Tuhan,
Kau jangan murka.

kuala terengganu
feb 2009

Friday, January 16, 2009

gaza i


menyempurnakan namanya
tak sunyi ia dari lolongan; menyeringai sepasang siungnya
dan sewaktu ia menggigit pelepah tamar di kebun kami
seorang tua ibrani menegurnya;
“lupakah perjalanan kita bersama nuh
sewaktu air melimpah ke bukit yudi?”

ia mendengus sambil menjilat kaki sang ibrani
sekaligus kencing dan terus berlari…



2004

Thursday, January 08, 2009

kemilau matamu, fateha




saujana ladang hayat yang nan rimbun
sungai usia mengalir antara batu-batu putih
burung-burung kecil berpantun
menyambut kembang dan kuntum
Segalanya dari kemilau matamu, fateha

namun sesekali abah digigit bimbang
tentang ladang, sungai, burung dan kuntum
perlahan-lahan mulai kontang
dan kemilau matamu mulai suram
di bawah alismu yang mulai
hitam dan menebal…