Monday, September 25, 2006


ingatan tentang ramadan ii


sepasang ondeh-ondeh
di balik pintu belakang
curi-curi makan
bersama abang

pesan bonda
di meja makan
Tuhan Sangat Melihat
segenap saat

kami mengiya
dengan keletihan pura-pura

besok
ondeh-ondeh di meja
pintu dapur terbuka
kami berpuasa
penuh waspada....



kuala terengganu.

panggung ii
(dengan ingatan buat bapak hb johar)

yang ditemui terbaring dilantai
adalah sisa benua remajanya yang terbiar
sorot lampu separa terang
membasahi laman usianya yang tertanggal
doa dan azam melarut dalam sorak dan tepuk
penonton yang disuguhkan warna pesona

sebagai pemain muda,
kini dia di lantai panggung yang berbeda
berharap menjadi peran utama
di tangan Sutradara yang tak dikenal
sebelumnya....


kuala terengganu.

Monday, September 11, 2006

nurbaya














sejak mengenali daerahmu nurbaya
aku dikaburkan oleh mata pandangku
bening matamu sejuk teduh sumur gunung
aroma yang tercicir dari sanggulmu
menghayutkan deria ku ke kaki langit
aku lemas di dadamu yang sempurna
diriku meluntur dengan warna asing
yang tak pernah ku kenal
sebelumnya

sejak mengenali daerahmu nurbaya,
aku jadi peminta yang kedana
menagih kesempurnaan di mataku
yang seringkali kabur dan keliru
antara kucah teluk wajah dan gelombang di dada
yang tak pernah kenal apa-apa

katakan lah nurbaya,
kita pernah tenggelam
di musim rindu yang terpanjang
saat kalammu menyentuh kalbu
aku terawang bagai camar yang sesat
sewaktu cuba mengetuk langit Tuhan
mengutip sisa harapan yang terbuang
di peta perjalanan yang suram

katakanlah nurbaya
suara kita adalah syair unggas
yang melagukan sejuta berahi
saat sunyi kelam terbancuh
di bingkai malam yang angkuh
dan di daerah ini nurbaya
kita takkan menjengah ke belakang
dan musim rindu yang terpanjang ini
telah menyempurnakan maksud
peraduan kasih di taman percintaan
yang kau dambakan

katakan nurbaya
kita pernah tenggelam
di musim rindu yang terpanjang
dan musim rindu ini
mencatatkan berahi kita yang menyala
membakar busana cinta yang sopan

katakan nurbaya
kita tiba-tiba menjadi pendusta
yang mencatat dosa
yang mencatat dosa..


kuala terengganu.

di padang tajalli

saujana padang tajalli
mentari mencipta sepotong bayang alif
rahim langit menggelongsorkan
gugusan abjad dan konsonan
aku mengutipnya menjelmakan
ratusan monumen peribadi
dari kalamNya yang tersangat sakti

segala adalah kataNya...


kuala terengganu.

Sunday, September 03, 2006

mek jah ii

suaminya matahari
ibunya bulan
dia berjalan tanpa sepatu
dengan sepotong mimpi di tangan
di tong sampah dia mengais-ngais
sisa kewarasan yang hilang
bersama ibu dan suaminya
setelah usia mereka digenap tuhan

“suamiku matahari,
ibuku bulan”
bisiknya berulang-berulang….

wikunila ms
kuala terengganu.

chinta shamsiah

cintanya berputik
sewaktu dadanya mula mengembang
dimesrai deretan pohon getah
berahinya tumpah ke takung rezeki
wap pagi dan bau sekerap
bersatu dalam urat fikirnya
melebarkan gobar hari depan
dia mendongak menegur matahari
sambil berbisik,
” inilah cintaku yang satu”

kini demi ibu yang sakit-sakit
serta adik-adik
shamsiah takkan berkongsi cintanya
meskipun usianya beransur senja….


wikunila ms.
kuala terengganu.

riping

riping


setiap pagi riping membalas senyum matahari
siang kering dalam selsius menggelembung di saku
deru mesin dan ngaum kenderaan
bersatu dalam balang air tebu
yang segar dan mesra
di pinggir jalan raya yang berkongsi
dengan sebahagian dapur rumahnya

setiap petang sewaktu pulang
dia ditagih surya, putri bungsu
tentang proton wira yang diimpinya
sambil tersenyum dia menepuk-nepuk saku melucu

siang sumbing
mesin dan balang tertungging
dia terperosok di bawah lori enambelas roda
dengan muatan kereta nasional

tagih surya pun menyepi
riping tak lagi membalas senyum matahari…


wikunila ms.
kuala terengganu