Monday, September 11, 2006

nurbaya














sejak mengenali daerahmu nurbaya
aku dikaburkan oleh mata pandangku
bening matamu sejuk teduh sumur gunung
aroma yang tercicir dari sanggulmu
menghayutkan deria ku ke kaki langit
aku lemas di dadamu yang sempurna
diriku meluntur dengan warna asing
yang tak pernah ku kenal
sebelumnya

sejak mengenali daerahmu nurbaya,
aku jadi peminta yang kedana
menagih kesempurnaan di mataku
yang seringkali kabur dan keliru
antara kucah teluk wajah dan gelombang di dada
yang tak pernah kenal apa-apa

katakan lah nurbaya,
kita pernah tenggelam
di musim rindu yang terpanjang
saat kalammu menyentuh kalbu
aku terawang bagai camar yang sesat
sewaktu cuba mengetuk langit Tuhan
mengutip sisa harapan yang terbuang
di peta perjalanan yang suram

katakanlah nurbaya
suara kita adalah syair unggas
yang melagukan sejuta berahi
saat sunyi kelam terbancuh
di bingkai malam yang angkuh
dan di daerah ini nurbaya
kita takkan menjengah ke belakang
dan musim rindu yang terpanjang ini
telah menyempurnakan maksud
peraduan kasih di taman percintaan
yang kau dambakan

katakan nurbaya
kita pernah tenggelam
di musim rindu yang terpanjang
dan musim rindu ini
mencatatkan berahi kita yang menyala
membakar busana cinta yang sopan

katakan nurbaya
kita tiba-tiba menjadi pendusta
yang mencatat dosa
yang mencatat dosa..


kuala terengganu.

No comments: